Seperti Biasa Tak Ada Ucapan, Selamat Hari Ibu
Tidak ada ucapan hari ibu, seperti tahun-tahun sebelumnya. Saya adalah tipe orang yang tidak terbiasa dengan berbagai jenis perayaan terkecuali perayaan keagamaan. Tidak seperti teman-teman yang memposting foto-foto ibu mereka di linimasa dengan caption "selamat hari ibu". Saya lebih memilih menjadi penonton dan menolak untuk larut dalam euforia banjir ucapan, selamat hari ibu.
Menjadi anak bungsu membuat saya tidak seistimewa dengan kebanyakan orang lainnya. Mungkin begitulah cara mama mendidik kami. Tidak ada kata sayang ataupun kecupan manis. Saya hanya ingat, betapa risaunya mama ketika kakak saya yang waktu itu kuliah di jogja menjadi korban dan alhamdulillah selamat akibat gempa yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu. Pada waktu itu, betapa cemasnya dia memikirkan anaknya yang jauh diperantauan.
Saya dan mama tak begitu dekat. Tidak banyak yang saya ceritakan setiap saya pulang kampung bahkan saat berada di Makassar kami sangat jarang berkomunikasi. Mama juga tidak begitu perhatian setiap kali saya pulang. Tak ada makanan spesial di meja makan. Mungkin mama sudah tahu betul kalau saya bukan anak yang sering meminta sesuatu. Tapi, saya ucapkan terimakasih untuk mama karena selalu menyediakan tempe setiap kali saya pulang. Dia tahu betul kalau saya tak terlalu suka dengan ikan dan sayur. Mama juga tidak lupa membelikan pakaian dalam sampai sekarang. Begitulah cara mama memperhatikanku. Hehehe
Mama... Adalah perempuan yang begitu tegar dan sabar, dia adalah istri yang tidak pernah menuntut banyak kepada suaminya. Saya tidak akan lupa, bagaimana sabarnya beliau pada saat bapak menghianati kesetiaanya. Bapak memilih menjalin hubungan dengan perempuan lain. Bukan hanya mama yang sakit. Saya sebagai anak yang bisa dibilang pada waktu itu masih sangat kecil harus melihat pertengkaran mereka. Terkadang juga harus menjadi penengah pertengkaran mereka.
Sudah beberapa tahun bapak memutuskan hubungannya dengan perempuan itu. Walaupun begitu bapak memiliki beberapa anak dari perempuan yang entah siapa namanya. Katanya bapak, saya memiliki adik laki-laki dan perempuan. Tahun 2014 bisa dibilang puncak kesabaran mama, salah satu anak bapa atau adik tiri kami datang ke rumah. Sekarang mungkin umurnya 17 tahun. Namanya acci..katanya, dia mirip dengan Accing anak dari kakak laki-laki ku. Sayangnya, Kami tidak sempat bertemu. Meski begitu kedatangan Acci di rumah disambut hangat oleh mama. Acci diperlakukan layaknya anak kandung mama.
Dihari ibu kali ini, saya berdoa semoga mama dan bapak diberi kesehatan. Oh iya, mereka berdua pasangan yang lucu. Hampir tiap hari mereka selisih pendapat. Mama yang ngotot dengan pikirannya yang sedikit agak kolot dan bapa yang sangat idealis hampir mirip ahok. Bisa dibayangkan pagi-pagi mereka berdebat di dapur dengan menggunakan bahasa bugis. Wkwkw tapi, bapa yang cueknya sama dengan saya. Selalu tidak lupa mengingatkan anak-anaknya untuk menjaga makanan istrinya...
Sempurnanya seorang ibu ketika ada seorang bapak yang mendampingi. Semoga mereka selalu diberikan kesehatan, saling sayang, dan diberikan umur yang panjang.
Aamiin.....
Komentar
Posting Komentar